Thursday, October 23, 2025

Tugas Mandiri 06

ABUAT RINGKASAN 10 POIN PENTING

  1. Klasifikasi Sumber Pustaka: Sumber pustaka diklasifikasikan menjadi tiga: primer (asli, laporan penelitian), sekunder (tafsiran atas sumber primer), dan tersier (petunjuk untuk menemukan sumber).
  2. Strategi Membaca Aktif: Membaca akademik memerlukan strategi khusus seperti skimming (untuk gambaran umum), scanning (mencari info spesifik), dan previewing (meninjau struktur), bukan sekadar membaca pasif.
  3. Membaca Kritis: Tujuan membaca adalah untuk menilai secara kritis, termasuk mengevaluasi logika, bukti, kemungkinan bias, dan validitas argumen yang disampaikan penulis.
  4. Analisis Struktur IMRaD: Memahami struktur standar artikel ilmiah (Introduction, Method, Results, and Discussion) sangat membantu dalam menganalisis dan menemukan informasi dengan cepat dan tepat.
  5. Pencatatan yang Sistematis: Informasi harus dicatat dan diorganisasikan dengan rapi menggunakan teknik seperti mind map, ringkasan, atau tabel perbandingan, serta dibantu dengan aplikasi referensi seperti Zotero atau Mendeley.
  6. Teknik Pengutipan yang Tepat: Menguasai tiga teknik pencatatan informasi: ringkasan (inti gagasan), parafrase (menyampaikan ulang dengan kata sendiri), dan kutipan langsung (menyalin persis dengan syarat tertentu).
  7. Integrasi Sumber yang Etis: Mengutip bukan hanya untuk menambah daftar pustaka, tetapi untuk mendukung dan membangun argumen sendiri secara etis, dengan menghindari plagiarisme.
  8. Penguasaan Gaya Sitasi: Menerapkan format sitasi (seperti APA, MLA, Chicago) secara konsisten baik dalam kutipan dalam teks (in-text citation) maupun daftar pustaka adalah keharusan dalam penulisan ilmiah.
  9. Menjaga Orisinalitas Argumen: Suara dan argumen pribadi penulis harus tetap menjadi yang utama; sumber pustaka berfungsi sebagai "bahan bakar" dan "dukungan" untuk memperkuat posisi argumentatif tersebut.
  10. Landasan Karya Ilmiah yang Kredibel: Penguasaan seluruh keterampilan ini merupakan fondasi untuk menghasilkan karya tulis ilmiah yang berkualitas, logis, kredibel, dan bertanggung jawab.

B. PERTANYAAN PEMANTIK

  1. Mengapa penting membedakan sumber primer, sekunder, dan tersier?
    Jawab: 
    Penting karena setiap jenis sumber memiliki fungsi dan tingkat kredibilitas yang berbeda. Sumber primer memberikan data orisinal dan langsung untuk dianalisis, sumber sekunder membantu memahami interpretasi orang lain terhadap data primer, sedangkan sumber tersier memandu kita untuk menemukan kedua sumber tersebut dengan efisien. Membedakannya memastikan kita menggunakan sumber yang paling tepat dan kuat untuk mendukung argumen kita.
  2. Apa perbedaan membaca akademik dengan membaca umum?
    Jawab: 
    Membaca akademik bersifat aktif, kritis, dan bertujuan. Pembaca tidak hanya menyerap informasi, tetapi juga mengevaluasi, mempertanyakan, dan menghubungkannya dengan pengetahuan lain. Sementara membaca umum (seperti membaca novel atau berita) sering kali bersifat pasif dan untuk hiburan atau informasi dasar tanpa tuntutan analisis mendalam.
  3. Bagaimana cara menilai kredibilitas sebuah sumber pustaka?
    Jawab: 
    - Penulis dan Afiliasi: Lihat latar belakang penulis dan institusinya.
    - Penerbit: Apakah diterbitkan oleh jurnal atau penerbit yang terpercaya dan bereputasi (biasanya melalui proses peer review)?
    - Kekinian (Timeliness): Apakah informasinya masih mutakhir untuk topik yang dibahas?
    - Tujuan dan Objektivitas: Identifikasi apakah ada bias atau konflik kepentingan. - Dukungan Bukti: Periksa apakah argumen didukung oleh data dan kutipan yang dapat diverifikasi.
  4. Apa saja kesalahan umum dalam mengutip sumber?
    jawab: 
    Plagiarisme: Menyalin kata-kata atau ide orang lain tanpa memberikan atribusi.
    - Salah Parafrase: Hanya mengubah beberapa kata saja sehingga masih sangat mirip dengan sumber asli.
    - Kutipan yang Tidak Relevan: Memasukkan kutipan yang tidak mendukung argumen.
    - Format Sitasi yang Tidak Konsisten: Tidak mengikuti satu gaya sitasi (APA, dll.) secara konsisten.
    - Kutipan Berlebihan: Terlalu banyak mengandalkan kutipan langsung sehingga suara sendiri hilang.
  5. Bagaimana menjaga keaslian argumen saat mengutip banyak referensi?
    jawab: Dengan menjadikan suara dan pemikiran sendiri sebagai poros utama tulisan. Sumber-sumber yang dikutip harus berfungsi sebagai:
    Bukti pendukung untuk klaim yang kita ajukan.
    - Bahan untuk dikritik atau dibandingkan.
    - Landasan untuk membangun ide kita sendiri.
    Teknik sintesis (menggabungkan beberapa sumber untuk menunjukkan pola atau kesenjangan) dan selalu memberikan komentar atau analisis pribadi setelah mengutip sangat penting untuk menjaga keaslian argumen.

C. PERTANYAAN REFLEKTIF

  1. Sejauh mana Anda mampu membedakan sumber kredibel dan tidak kredibel?
    jawab: 
     Saya sudah cukup mampu membedakannya dengan memeriksa penerbit (lebih memilih jurnal bereputasi), profil penulis, dan tahun terbit. Namun, saya masih perlu lebih hati-hati dalam mengidentifikasi bias yang tersembunyi dalam artikel yang tampaknya objektif.
  2. Strategi apa yang Anda gunakan saat kesulitan memahami teks akademik?
    jawab: 
    saya membuat anotasi atau catatan pinggir untuk menandai konsep yang tidak dipahami. Jika masih bingung, saya mencari sumber sekunder seperti ringkasan atau ulasan untuk mendapatkan penjelasan yang lebih mudah dicerna sebelum kembali ke teks asli.
  3. Bagaimana pencatatan informasi membantu struktur tulisan Anda?
    jawab: 
    Saya dapat mengelompokkan ide-ide dari berbagai sumber berdasarkan tema atau argumen. Pengelompokan ini secara alami menjadi kerangka atau outline untuk tulisan saya, sehingga alur logika tulisan menjadi lebih koheren dan terstruktur.
  4. Apa tantangan Anda dalam parafrase dan sintesis informasi?
    jawab: 
    Tantangan terbesar adalah memastikan bahwa parafrase tidak hanya sekadar mengganti sinonim, tetapi benar-benar menyampaikan ulang ide dengan struktur kalimat dan kosakata yang berbeda tanpa mengubah makna. Untuk sintesis, tantangannya adalah menemukan benang merah yang menghubungkan berbagai sumber dan kemudian menyatukannya dalam sebuah paragraf yang mengalir dengan lancar untuk mendukung poin saya.
  5. Bagaimana Anda akan mengubah kebiasaan belajar setelah mempelajari modul ini?
    jawab: 
    Saya akan mulai menggunakan aplikasi manajemen referensi seperti Zotero untuk mengorganisir pustaka. Selain itu, saya akan membiasakan diri untuk selalu membuat catatan ringkas dan parafrase setiap selesai membaca, alih-alih hanya mengandalkan highlight. Yang terpenting, saya akan berusaha untuk lebih kritis dalam menilai setiap sumber yang saya baca, tidak serta-merta menerima begitu saja.

Thursday, October 9, 2025

Mind mapping_Eksplorasi Teks Akademik: Kajian Nilai, Bahasa, dan Penalaran


 



A10_Khaylla Alicia Putri_Tugas Mandiri 2A

RINGKASAN MATERI PEMBELAJARAN 2

Teks akademik merupakan bentuk tulisan yang digunakan dalam ranah pendidikan dan penelitian untuk menyampaikan gagasan ilmiah secara logis, sistematis, dan dapat dipertanggungjawabkan. Sementara itu, teks ilmiah berfokus pada penyajian hasil penelitian yang bersifat objektif serta berbasis data empiris. Perbedaan utama antara keduanya terletak pada tujuan dan konteks penggunaannya. Bahasa Indonesia berperan penting sebagai sarana intelektual dan akademik yang mencerminkan kemampuan berpikir ilmiah sekaligus ekspresi intelektual bangsa. Dalam dunia akademik, bahasa berfungsi untuk mengonseptualisasikan ide, menyusun alur logika, dan menyampaikan argumen secara runtut. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar menunjukkan kematangan berpikir serta integritas ilmiah penulis.

Bahasa akademik memiliki ciri formal, objektif, logis, presisi, dan konsisten terhadap kaidah kebahasaan. Penggunaannya menuntut ketepatan istilah, kepatuhan terhadap PUEBI, serta dukungan teori dan data dalam penyusunan argumen. Karena itu, bahasa populer tidak dapat menggantikan peran bahasa akademik yang menuntut tingkat formalitas dan ketelitian yang lebih tinggi. Teks ilmiah juga berperan sebagai sarana utama penyebaran ilmu pengetahuan, baik melalui artikel jurnal, laporan penelitian, maupun makalah. Mahasiswa perlu memahami struktur, isi, dan logika teks ilmiah agar mampu menilai validitas data dan mengembangkan pemikiran kritis.

Penulisan karya ilmiah umumnya mengikuti struktur IMRAD (Introduction, Methods, Results, and Discussion) dengan bahasa yang baku, sistematis, dan etis. Kepatuhan terhadap kaidah bahasa dan prinsip integritas akademik mencerminkan kualitas ilmiah penulis. Memartabatkan bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu dilakukan melalui publikasi ilmiah, pengembangan istilah, program BIPA, serta kolaborasi riset global yang memperkuat identitas dan kontribusi ilmiah Indonesia di tingkat dunia.

Wednesday, October 8, 2025

A10_Khaylla Alicia Putri_Tugas Terstruktur 3



EKSPLORASI TEKS AKADEMIK: KAJIAN NILAI, BAHASA, DAN PENALARAN

A. Pendahuluan 

Latar Belakang 

Kajian akademik dalam bidang arsitektur berperan penting untuk memahami perkembangan teori, prinsip, dan penerapan konsep arsitektur dalam konteks modern. Tiga jurnal yang dianalisis dalam laporan ini memiliki tema yang saling berkaitan, yaitu Kajian Elemen Arsitektur Modern berdasarkan Teori Vitruvius, Andra Matin: Kreativitas dalam Eksplorasi Material pada Karakter Arsitektur Modern, dan Kesenjangan Konsep dan Penerapan Gaya Modern Minimalis pada Bangunan Rumah Tinggal. Ketiganya menyoroti evolusi arsitektur modern dari aspek teori, kreativitas, serta praktik penerapan di lapangan. 

Tujuan 

Tujuan analisis ini adalah: 

1. Mengidentifikasi struktur dan ciri khas teks akademik dalam ketiga jurnal. 

2. Menganalisis penggunaan bahasa akademik, termasuk objektivitas, kosakata, dan kejelasan. 

3. Menelusuri nilai keilmuan serta dukungan teori dan data ilmiah. 

4. Mengidentifikasi nilai-nilai kebangsaan yang tercermin, seperti nasionalisme, budaya lokal, dan etika akademik.

 B. Metodologi

Pendekatan yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif melalui pembacaan kritis terhadap ketiga jurnal. Langkah-langkah eksplorasi meliputi: 

1. Membaca struktur teks untuk mengidentifikasi unsur akademik (abstrak, pendahuluan metode, hasil, kesimpulan). 

2. Menganalisis gaya bahasa akademik dan pilihan kosakata ilmiah 

3. Menelusuri teori, konsep, serta data yang digunakan untuk mendukung argumen. 

4. Mengkaji nilai-nilai kebangsaan dalam konteks arsitektur Indonesia dan budaya lokal.

 C. Hasil dan Pembahasan 

1. Struktur dan Ciri Khas Teks Akademik 

Ketiga jurnal memiliki struktur akademik yang seragam, mencakup: 

  • Abstrak bilingual (Indonesia dan Inggris). 
  • Pendahuluan yang memuat latar belakang dan rumusan masalah
  • Metode penelitian dengan pendekatan kualitatif dan studi literatur.
  • Hasil dan pembahasan yang sistematis.
  • Kesimpulan yang menjawab tujuan penelitian 
Perbedaannya terletak pada fokus:
  •  Jurnal Vitruvius menekankan analisis teori klasik terhadap arsitektur modern
  •  Jurnal Andra Matin menyoroti proses kreatif dan eksplorasi material dalam konteks modern tropis 
  • Jurnal Kesenjangan Konsep Modern Minimalis membahas perbedaan antara konsep teoritis dan implementasi gaya oleh pengembang Indonesia

 2. Analisis Bahasa Akademik
Ketiganya menggunakan bahasa ilmiah dengan ciri: 
  • Kalimat baku dan objektif. 
  • Penggunaan kosakata teknis seperti firmitas, venustas, utilitas, kanal kreativitas, purisme, dan form follows function.
  •  Referensi terhadap tokoh teori arsitektur (Vitruvius, Le Corbusier, Mies van der Rohe, Mangunwijiaya).
  •  Struktur kalimat kompleks namun tetap jelas dan logis. 

Jurnal Andra Matin menonjol dengan diksi yang reflektif dan humanistik, menampilkan keseimbangan antara logika desain dan nilai budaya lokal. Sementara jurnal Vitruvius dan Minimalis lebih analitis dan teoritis.

 3. Nilai Keilmuan 
  • Kajian Vitruvius menunjukkan relevansi teori klasik dalam konteks modern, dengan dasar teori kuat dan analisis elemen arsitektur seperti struktur dan geometri. 
  • Andra Matin memperkuat nilai ilmiah melalui teori Poetics of Architecture dan Kanal Kreativitas Anthony C. Antoniades, dengan dukungan wawancara empiris.
  • Kesenjangan Konsep Modern Minimalis berfokus pada kritik konseptual antara idealisme arsitektur modern dan praktik komersial, memperlihatkan pendekatan evaluatif yang kritis. Ketiganya didukung oleh data literatur ilmiah dan studi kasus nyata, menunjukkan keabsahan metodologis dan kontribusi terhadap pengembangan ilmu arsitektur modern.

 4. Nilai-Nilai Kebangsaan Nilai kebangsaan tercermin dalam: 
  • Pelestarian budaya lokal, karya Andra Matin pada Katamama dan Masjid As Sobur menampilkan kearifan lokal dan material tradisional sebagai bentuk nasionalisme arsitektur. 
  • Etika akademik, seluruh jurnal menggunakan kutipan dan sumber ilmiah yang sahih, menunjukkan kejujuran ilmiah.
  • Semangat kemandirian ilmiah, jurnal-jurnal ini mendorong interpretasi lokal atas teori global, menciptakan jembatan antara pengetahuan Barat dan konteks Nusantara,
 D. Kesimpulan dan Rekomendasi 
Kesimpulan
  1.  Ketiga jurnal memiliki struktur akademik lengkap dan mengikuti kaidah penulisan ilmiah. 
  2. Bahasa yang digunakan objektif, baku, dan memperlihatkan penguasaan kosakata arsitektur modern. 
  3. Nilai keilmuan kuat dengan dasar teori arsitektur klasik dan modern yang dipadukan dengan konteks empiris.
  4. Nilai kebangsaan tampak dari keberpihakan terhadap budaya lokal, nasionalisme desain, dan integritas akademik. 

Rekomendasi 
  1. Penulis jurnal sebaiknya memperluas kajian empiris melalui observasi lapangan agar hasil penelitian lebih aplikatif. 
  2. Integrasi teori arsitektur global dan kearifan lokal perlu diperkuat untuk membangun identitas arsitektur Indonesia yang modern namun berakar budaya. 
  3. Dalam pembelajaran akademik, ketiga jurnal ini dapat dijadikan referensi penting untuk memahami hubungan teori, kreativitas, dan penerapan arsitektur modern di Indonesia.

A10_Khaylla Alicia Putri_Tugas Mandiri 4B

 

  1. Kaidah bahasa dalam penulisan akademik mencakup tata bahasa, ejaan, diksi, dan gaya bahasa.
  2. Kalimat efektif harus memiliki lima ciri utama, yaitu kehematan, kepaduan, kejelasan, kesatuan, dan kecermatan.
  3. Struktur dasar kalimat Bahasa Indonesia yang digunakan dalam teks akademik dikenal dengan istilah Subjek–Predikat–Objek–Keterangan (SPOK).
  4. Contoh kata serapan dari bahasa Inggris yang telah disesuaikan secara fonologis adalah komputer.
  5. Dalam teks akademik, penggunaan kata ganti seperti “saya” sebaiknya dihindari dan diganti dengan kata penulis.
  6. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan edisi kelima dikenal dengan singkatan EYD V.
  7. Huruf miring dalam penulisan akademik digunakan untuk menuliskan judul buku, majalah, dan istilah asing yang belum diserap.
  8. Kesalahan struktur paralel dalam kalimat dapat menyebabkan  ketidaktepatan makna dan menurunkan kualitas tulisan.
  9. Salah satu teknologi yang dapat digunakan untuk membantu revisi bahasa ilmiah adalah Quillbot.
  10. Menurut modul, revisi bahasa ilmiah merupakan bagian dari proses akademik yang berkelanjutan.


Soal Esai

1. Jelaskan mengapa penggunaan kaidah bahasa yang tepat dalam teks akademik dianggap sebagai indikator profesionalisme dan integritas ilmiah seorang penulis.

jawabKaidah bahasa yang tepat menunjukkan kemampuan penulis dalam berpikir sistematis, logis, dan disiplin terhadap aturan ilmiah. Ketepatan tata bahasa, ejaan, dan diksi mencerminkan ketelitian serta tanggung jawab akademik, sehingga tulisan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Penulis yang konsisten menerapkan kaidah bahasa menampilkan sikap profesional, menghargai pembaca, dan menjaga integritas terhadap ilmu yang disampaikan. Kesalahan berbahasa dapat menimbulkan ambiguitas, menurunkan kredibilitas, serta menunjukkan kurangnya ketelitian ilmiah.


2. Uraikan lima ciri kalimat efektif dalam penulisan akademik dan berikan masing-masing satu contoh kalimat yang sesuai.
jawab: 
  • Kehematan: Menghindari penggunaan kata yang berlebihan. Contoh: Mahasiswa harus mengumpulkan tugas tepat waktu.
  • Kepaduan: Unsur kalimat saling berhubungan dan logis. Contoh: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pola makan terhadap daya tahan tubuh.
  • Kejelasan: Struktur kalimat mudah dipahami dan tidak ambigu. Contoh: Dosen memberikan arahan kepada mahasiswa sebelum penelitian dimulai.
  • Kesatuan: Setiap kalimat memiliki satu gagasan utama. Contoh: Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu memengaruhi laju pertumbuhan bakteri.
  • Kecermatan: Pemilihan kata dan struktur kalimat tepat sesuai makna. Contoh: Data dikumpulkan melalui observasi langsung di lapangan.

3. Bandingkan peran huruf kapital dan huruf miring dalam penulisan akademik menurut EYD V. Sertakan contoh penggunaannya dalam kalimat.
jawab: 
  • Huruf Kapital: Digunakan pada awal kalimat, nama diri, gelar kehormatan, jabatan yang diikuti nama orang, serta nama instansi. Contoh: Penelitian ini dilakukan di Universitas Indonesia.
  • Huruf Miring: Digunakan untuk menulis judul buku, nama majalah, atau istilah asing yang belum diserap. Contoh: Istilah sustainability sering digunakan dalam studi lingkungan.

4. Mengapa revisi bahasa ilmiah penting dilakukan sebelum naskah dipublikasikan? Jelaskan langkah-langkah self-editing yang dapat dilakukan oleh mahasiswa.

jawab: Revisi bahasa ilmiah penting dilakukan untuk memastikan ketepatan logika, struktur, dan gaya penulisan agar sesuai dengan standar akademik. Revisi mencegah kesalahan yang dapat mengaburkan makna atau menurunkan kualitas tulisan.

Langkah-langkah self-editing:

  1. Membaca ulang naskah secara menyeluruh dengan fokus pada alur ide.

  2. Memeriksa tata bahasa, ejaan, dan tanda baca berdasarkan EYD V.

  3. Mengevaluasi kejelasan kalimat dan hubungan antarparagraf.

  4. Mengganti diksi yang kurang tepat atau tidak akademik.

  5. Menggunakan alat bantu seperti Grammarly atau fitur pemeriksa ejaan sebelum publikasi.


5. Dalam konteks penulisan akademik, bagaimana pemilihan diksi dan gaya bahasa dapat memengaruhi persepsi pembaca terhadap kredibilitas tulisan?

jawab: Pemilihan diksi yang tepat dan gaya bahasa yang objektif menentukan sejauh mana pembaca menilai keilmiahan dan profesionalitas penulis. Diksi akademik mencerminkan ketelitian, netralitas, dan kecakapan konseptual. Gaya bahasa yang terlalu informal, emosional, atau ambigu dapat menurunkan kredibilitas tulisan. Sebaliknya, gaya bahasa yang lugas, logis, dan konsisten menunjukkan penguasaan materi serta memperkuat kepercayaan pembaca terhadap validitas argumen yang disampaikan.

A10_Khaylla Alicia Putri_Tugas Mandiri 4A

Teks akademik dan ilmiah merupakan bentuk komunikasi tertulis yang bertujuan menyampaikan pengetahuan secara sistematis, objektif, dan dapat dipertanggungjawabkan. Teks akademik mencakup segala bentuk tulisan yang digunakan dalam lingkungan pendidikan tinggi, seperti esai, laporan, dan makalah, sedangkan teks ilmiah lebih spesifik pada karya yang mengikuti metode ilmiah dan ditujukan untuk publikasi atau diseminasi pengetahuan baru. Perbedaan utama antara keduanya terletak pada tingkat formalitas, struktur, dan tujuan: teks ilmiah menuntut validitas data dan argumentasi berbasis penelitian, sedangkan teks akademik dapat lebih luas cakupannya namun tetap menuntut kejelasan dan logika berpikir.

Karakteristik utama teks ilmiah meliputi penggunaan bahasa baku, struktur kalimat efektif, konsistensi ejaan sesuai pedoman (seperti EYD V), serta pemilihan diksi yang tepat dan netral. Struktur teks akademik umumnya terdiri atas pendahuluan, tinjauan pustaka, metodologi, hasil, pembahasan, dan kesimpulan, yang masing-masing harus disusun secara logis dan koheren 13. Prinsip penulisan akademik yang baik mencakup kejelasan, kepaduan, kehematan, dan logika dalam penyusunan kalimat, serta penerapan gaya bahasa yang objektif dan formal. Penguasaan tata bahasa dan ejaan sangat penting untuk menghindari ambiguitas dan meningkatkan kredibilitas tulisan.

Literasi kritis dalam membaca dan menulis sangat diperlukan agar penulis mampu mengevaluasi, merevisi, dan memperbaiki naskah secara mandiri maupun kolaboratif. Keterampilan ini juga mendukung kemampuan dalam menilai keabsahan sumber dan argumentasi, serta mendorong pengembangan pemikiran kritis. Implikasi dari penerapan kaidah bahasa yang baik adalah meningkatnya kualitas, keterbacaan, dan profesionalisme karya ilmiah, yang pada akhirnya memperkuat kredibilitas institusi akademik. Solusi peningkatan literasi akademik meliputi pelatihan berkelanjutan, penggunaan alat bantu penulisan, serta pembudayaan revisi dan umpan balik.


Daftar Pustaka:

Arwih, M. Z., et al. (2024). Sosialisasi Penulisan Artikel Ilmiah pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Keolahragaan FKIP UHO.

Mirizon, S., et al. (2023). Menulis Artikel Ilmiah bagi Guru Bahasa Inggris: Antara Keharusan, Keinginan, dan Kemampuan.

Arsyad, S., & Maisarah, I. (2020). Analisis Retorika Teks Genre Akademik: Kerangka Teori dan Isu-Isu Metodologi.

Yunidar, Y., et al. (2023). Pelatihan Penulisan Sitasi dan Daftar Pustaka dalam Menggunakan Aplikasi Mendeley Mahasiswa FKIP Universitas Tadulako.

Saturday, October 4, 2025

A10_Khaylla Alicia Putri_Tugas Mandiri 3A

 


Mengenal Teks Akademik dan Ilmiah: Fondasi Literasi di Dunia Pendidikan Tinggi. 

Teks akademis dan ilmiah memiliki peran yang sangat signifikan sebagai sumber informasi di pendidikan tinggi. Dalam proses pembelajaran, teks akademis umumnya dimanfaatkan untuk mengkomunikasikan gagasanpemikiran, atau analisis. Dengan struktur yang jelasterdiri dari bagian pendahuluan, isi, dan penutup, teks ini berfungsi untuk mengasah keterampilan berpikir kritis siswa. Di sisi lain, teks ilmiah berfokus pada penemuan pengetahuan baru melalui penelitian. Oleh karena itu, teks ilmiah mematuhi format IMRAD (PendahuluanMetodeHasildan Diskusi).

Elemen utama yang memisahkan kedua jenis teks ini adalah tujuan dan tingkat formalitasnya. Teks ilmiah mengharuskan penggunaan istilah yang tepat, objektivitas, serta pernyataan yang didukung oleh data atau referensi yang terpercayasedangkan teks akademis cenderung lebih fleksibel dan memfasilitasi proses belajarCiri khas dari teks ilmiah adalah penggunaan bahasa formal, struktur argumen yang teraturserta sikap netral dari penulis yang tidak menyertakan opini pribadi yang tidak didasari oleh bukti.

Objektivitas, konsistensi ide, kepatuhan terhadap kaidah bahasa, dan integritas akademik merupakan prinsip yang harus dipegang teguh saat menulis. Sesuai dengan etika penulisan ini, penulis perlu menghindari plagiarisme dengan menerapkan sitasi yang konsisten. Selain itu, literasi kritis menjadi keharusan agar siswa dapat memahami kekuatan argumen, membedakan fakta dari pendapat, dan menghasilkan karya ilmiah yang bermanfaat.

Karena rendahnya tingkat literasi akademik, kualitas tulisan dan pendidikan tinggi secara keseluruhan cenderung kurang baikUntuk itu, literasi perlu ditingkatkan melalui pelatihan, pembiasaan terhadap etika akademik, serta akses yang lebih luas terhadap sumber ilmiah. Pemahaman tentang teks akademik dan ilmiah, berserta literasi kritis, akan memungkinkan siswa bukan hanya menjadi konsumen pengetahuan tetapi juga sebagai pencipta pengetahuan, yang pada gilirannya dapat meningkatkan daya saing suatu bangsa.



Tugas Mandiri 06

A .  BUAT RINGKASAN 10 POIN PENTING Klasifikasi Sumber Pustaka: Sumber pustaka diklasifikasikan menjadi tiga: primer (asli, laporan peneliti...